1. Hadaka Matsuri (Naked Festival)
Hadaka Matsuri biasa disebut Naked Festival. Meski dijuluki sebagai Festival Telanjang, mereka yang ikut meramaikan festival ini tidak benar-benar datang dalam keadaan bugil. Peserta festival ini masih menggunakan cawat yang dalam bahasa Jepang disebut fundoshi dan beberapa terkadang masih mengenakan mantel pendek. Festival yang diadakan di seluruh Jepang setiap tahun ini biasanya digelar pada musim panas atau dingin.

2. Kanamara Matsuri (Festival Dewa Penis)
Semua mata tertuju pada replika alat kemaluan pria yang diarak keliling kota. Uniknya, replika tersebut diberi warna pink cerah. Wow, semakin menusuk mata! Warga Jepang menyebutnya Kanamara Matsuri, sebuah festival Shinto kuno yang dilakukan untuk menghormati kesuburan, mencegah penyakit seksual menular, dan mengumpulkan uang untuk penelitian HIV.

Jika diterjemahkan, Kanamara Matsuri berarti "Big Iron Penis Lord" atau Dewa Penis Besi Besar. Usut punya usut, acara tahunan ini selalu dirayakan pada minggu pertama bulan April di Kawasaki, Jepang. Kemudian diakhiri pada hari Minggu pertama pada bulan April.
3. Onda Matsuri (Festival Seks Kuno)
Onda Matsuri adalah salah satu festival kesuburan paling kuno di Jepang. Onda Matsuri atau secara harfiah diartikan sebagai Festival Sawah, memiliki ritual seks publik yang diadakan pada tanggal 3 Februari di Kuil Asuka-ni-imasu di Jepang barat. Sebagaimana dilansir rocketnews24.com, Onda Matsuri selalu diadakan pada hari Minggu pertama bulan Februari (awalnya itu diadakan pada hari kesebelas dari bulan pertama dalam kalender lunar).
Sekitar 1.400 tahun yang lalu, Asuka menjadi jantung politik, budaya dan spiritual Jepang. Kuil shinto ini dikenal luas berkat ritus kesuburan legendarisnya yang kabarnya dapat membawa keberuntungan dalam perjodohan, pernikahan dan kehamilan.
Ada hal menarik lain yang dapat wisatawan temui di kuil ini, yakni dua buah batu suci yang berbentuk alat genital wanita dan pria. Pengunjung festival ini juga harus berhati-hati karena peserta ritual yang memakai topeng kerap melakukan aksi "jahil" seperti menyingkap rok penonton wanita dengan batang bambu.

4. Ososo Matsuri
Kuil shinto Ooagata di Jepang merayakan musim semi dengan festival unik yang bertemakan kesuburan, tepat pada hari Minggu kedua di bulan Maret.
Menariknya, parade tahunan ini akan dipenuhi oleh para wanita yang membawa simbol Miss V melalui jalan-jalan kota di Inuyama, Jepang. Festival shinto kuno yang juga dikenal dengan sebutan Ososo Matsuri ini secara harfiah diartikan sebagai Festival Vagina.

Jika Anda berkunjung ke kuil shinto Ooagata, Anda juga akan menemukan sebuah batu berbentuk vagina yang disebut Hime Ishi (yang artinya batu vagina suci). Perayaan tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk kesehatan wanita, tetapi juga untuk mensyukuri atas jumlah panen yang melimpah dan segala macam kemakmuran dan kesuburan.

Para warga setempat juga percaya bahwa dengan mengikuti perayaan unik ini, mereka dapat menyembuhkan kemandulan, impotensi, dan menjamin kesuksesan bisnis serta kesuburan di tahun-tahun berikutnya.
5. Naki Sumo (Festival Bayi Menangis )
Banyak festival atau tradisi unik yang dilakukan untuk mendoakan bayi atau anak kecil di berbagai negara. Kebiasaan-kebiasaan dan praktik-praktik tradisional ini kadang terdengar aneh. Namun, sampai sekarang banyak orang masih melakukan tradisi leluhur itu secara turun-temurun. Di Jepang, Anda bisa menikmati sebuah kontes bayi menangis atau Naki sumo, seperti dilansir Boldsky.com.
Naki sumo, festival tangisan bayi di Jepang merupakan kontes untuk balita. Para pegulat menggendong bayi di tangan mereka dan memandangi bayi itu sampai menangis. Ketika bayi menangis, ibu dari anak berdoa untuk kesehatan bayi mereka.

Bayi yang menangis dengan suara keras dan lantang akan terpilih sebagai pemenang kontes bayi menangis. Festival tradisional ini telah berusia 400 tahun. Setiap tahun lebih dari 100 bayi berpartisipasi dalam festival Naki Sumo. Para ibu membawa bayi mereka ke festival ini untuk mendapatkan berkat Tuhan dan melawan roh jahat. Saat bayi diambil oleh pegulat sumo, seorang wasit berkostum tradisional berdiri di samping mereka. Wasit mencatat durasi tangisan dan berdoa untuk kesehatan si bayi.
Nah, itu dia festival - festival di Jepang yang aneh tapi unik kan ? haha.. kok sampe kepikiran ya bikin festival kaya gituan? ckckck ...
Oke, sekian aja info yang bisa ane berikan hari ini, syelamat pagi dan tetap semangat mblows :D
dari E-Kopi Patemon Jalan Patemon Raya no 69 Sekaran Gunungpati Semarang rinchans melaporkann :D
0 comments:
Post a Comment